Di hari kedua ngantor, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti sudah menggenjot semua program. Dalam rapat dengan Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Gellwyn Yusuf dan Sekretaris Jenderal KKP Syarief Widjaja, dia mengungkapkan kekesalannya
karena pendapatan petani lebih kecil dibandingkan ongkos bahan bakar yang dikeluarkannya.
Susi memaparkan, saat ini, pendapatan kapal ukuran 30 GT di Indonesia yang hanya Rp 300 miliar per tahune. Padahal, kapal jenis dan ukuran tersebut, jumlahnya mencapai hampir 5.000 unit di Indonesia. Sehingga, jika di rata-rata, pendapatan satu kapal hanya Rp 60 juta per bulan. "Kita minta dinaikan pendapatannya," kata Susi di Kantornya, Jakarta, Rabu (29/10).
Pendapatan yang kecil ini dikaitkan Susi dengan konsumsi solar kapal 30 GT. Kapal tersebut masih saja menggunakan solar subsidi sebanyak 1,5 juta sampai 2 juta ton per tahun, untuk 5.000 unit kapal. Dalam hitungan Susi, biaya subsidi solar malah lebih besar daripada pendapatan kapal tersebut.
Susi mengatakan pentingnya pelaku usaha dan kementerian, berpikir ekonomis dan berorientasi bisnis. "Ini orang ambil harta karun kita, bagaimana tanggung jawab ke anak cucu kita. Luar biasa."
Susi meminta Dirjen Gellwyn Yusuf, untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya. Dia ingin pendapatan hasil tangkap ikan dari kapal 30 GT dinaikan maksimal Rp 6 triliun per tahun. "Kalau stok BBM subsidi terus berkurang, nelayan juga enggak dapat karena tidak punya task force. Balitbang KKP saja tidak dapat BBM subsidi untuk penerangan," katanya.